Diantara Doa Yang Terlarang |
Doa adalah senjatanya orang mukmin.” Ungkapan ini merupakan salah satu dari sekian banyak pernyataan tentang keutamaan doa dalam agama Islam”.
Namun, di sisi lain, doa juga dapat menjadi salah satu sebab kehancuran diri seseorang, khususnya jika doa tersebut dilakukan dengan adab yang salah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah mengungkapkan dalam salah satu karyanya,
“Di antara doa yang terlarang seperti melampaui batas dalam berdoa. Semisal seseorang meminta sesuatu yang tidak pantas baginya dari berbagai perkara yang menjadi kekhususan para nabi sementara dia bukan seorang nabi.” [Al-Istiqomah 2/131]
Dalam karya-karyanya, Ibnu Taimiyah mengajarkan bahwa doa haruslah dilakukan dengan adab yang benar dan sesuai dengan tuntunan Islam. Ia mengingatkan bahwa meskipun Allah Azza wa Jalla Maha Pengasih dan Penyayang, namun bukan berarti seseorang bisa berbuat sesukanya dalam doa.
Kita harus memahami bahwa doa merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla dan memohon kebaikan serta perlindungan dari-Nya.
Namun, jika doa tersebut dilakukan dengan niat yang salah, seperti meminta sesuatu yang tidak pantas bagi seorang hamba atau melebihi batas kemampuannya, maka doa tersebut tidak dibenarkan.
Kita juga harus ingat bahwa Allah Azza wa Jalla Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Oleh karena itu, ketika kita berdoa, hendaknya kita berserah diri kepada-Nya dan percaya bahwa apa yang diberikan atau tidak diberikan oleh-Nya adalah yang terbaik untuk kita.
Marilah kita renungkan kembali makna doa dan bagaimana cara melakukannya dengan benar. Kita harus selalu memperhatikan niat kita saat berdoa, dan memohon apa yang baik dan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain.
Kita harus senantiasa berusaha memperbaiki diri dan memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla agar doa kita selalu dikabulkan. Sebab, hanya Allah Azza wa Jalla yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui segala sesuatu.