Hukum Puasa Setelah Pertengahan Sya’ban

2 menit baca
Hukum Puasa Setelah Pertengahan Sya’ban
Hukum Puasa Setelah Pertengahan Sya’ban

Pertanyaan

Bolehkah Berpuasa Setelah Pertengahan Sya’ban?

Jawaban

Kala waktu terus bergulir, semakin dekatlah kita dengan bulan suci Ramadhan. Bagi sebagian umat Muslim, bulan Sya’ban bisa dijadikan momentum untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya dengan berpuasa. Namun, di tengah semangat menjalankan ibadah, tiba-tiba muncul pertanyaan: “Bolehkah puasa setelah pertengahan Sya’ban?”.

Menilik pandangan Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, puasa setelah pertengahan Sya’ban tidak dianjurkan dengan perincian sebagai berikut. Beliau mengatakan,

يقول النبي ﷺ: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا وهو حديث صحيح، فالذي ما صام أول الشهر ليس له أن يصوم بعد النصف لهذا الحديث الصحيح وهكذا لو صام آخر الشهر ليس له ذلك من باب أولى لقوله ﷺ: لا تقدموا رمضان بصوم يوم ولا يومين إلا رجل كان يصوم صوماً فليصمه الذي له عادة لا بأس إذا كان عادته يصوم الإثنين والخميس فلا بأس أن يصوم أو عادته يصوم يوم ويفطر يوم لا بأس.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa jika telah masuk pertengahan Sya’ban, maka jangan berpuasa dan ini adalah hadits yang shahih. Sehingga seseorang yang tidak puasa pada awal bulan Sya’ban, hendaknya jangan berpuasa setelah pertengahan bulan berdasarkan hadits yang shahih ini.

Begitu pula andaikan seseorang puasa di akhir bulan Sya’ban saja, ini lebih tidak diperbolehkan berdasarkan sabda beliau ‘ Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa satu atau dua hari sebelumnya kecuali seseorang yang telah terbiasa puasa, maka silahkan berpuasa.’

Sedangkan seseorang yang punya kebiasaan puasa Sunnah, maka boleh berpuasa (setelah pertengahan Sya’ban). Apabila kebiasaannya puasa Senin-Kamis atau puasa Dawud, maka tidak mengapa berpuasa.” 

Sebelum memutuskan untuk berpuasa setelah pertengahan Sya’ban, mari renungkan kembali hadits shahih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut. Menjelang Ramadhan, mari kita persiapkan diri dengan baik dan konsisten dalam meningkatkan kualitas ibadah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing kita pada jalan yang benar dan memberikan kelancaran dalam beribadah.

Narasumber: Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
Rujukan: Al-Mauqi'ur Rosmii lisamahatis Syaikh bin Baz rahimahullah

Abu Ubay Afa

“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Lainnya

  • Saya memandang tidak ada masalah donor darah apabila hal itu memang dibutuhkan. Jika para dokter telah menetapkan diagnosa butuhnya...
  • Jamak yang paling utama dalam safar adalah engkau melakukan yang paling mudah. Jika yang paling mudah adalah jamak taqdim,...
  • Bicara di antara dua khutbah tidak mengapa selama tidak banyak pembicaraannya sehingga bisa melalaikan orang-orang di sekitarnya dan menyibukkan...
  • Mengebiri hewan, jika hal itu lebih bermanfaat dan baik, maka tidak mengapa. Ini merupakan suatu hal yang telah dikenal,...
  • Memperpanjang sujud yang terakhir bukan termasuk sunnah. Karena yang disunahkan adalah durasi gerakan-gerakan dalam shalat hampir sama lamanya. Ketika...
  • Sunnahnya bagi seorang mukmin adalah diam ketika khutbah. Dia diam mendengarkan khutbah dan tidak berbicara. Oleh karenanya Nabi shallallahu...

Kirim Pertanyaan