Menggapai Kemuliaan Dengan Takwa |
Ketika kita merenungkan perihal dunia yang begitu sibuk dengan harta, keturunan, dan kehormatan, ada nasehat inspiratif dari seorang ulama terdahulu yang saleh, Hatim al-Asham rahimahullah, yang menunjukkan bahwa sejatinya kemuliaan sejati terletak dalam takwa kepada Allah.
Hatim al-Asham rahimahullah melihat bagaimana banyak orang terjebak dalam perburuan dunia, hanya untuk meraih harta dan kehormatan semata. Namun, ia menyadari bahwa semua itu hanyalah sesuatu yang fana dan tidak memiliki arti sejati di hadapan Allah.
“Sungguh aku memperhatikan manusia begitu memperhitungkan harta, keturunan keluarga dan kehormatan (dunia), padahal itu semua tidak ada artinya. Maka akupun memperhatikan firman Allah Ta’ala,
‘(Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa)’.QS. Al-Hujurat : 13. Maka akupun beramal dalam ketakwaan supaya aku menjadi mulia disisi-Nya.” [Mukhtashor Minhajil Qashidin 18]
Perkataan Hatim al-Asham di atas mengingatkan kita bahwa kehidupan ini adalah ujian, dan apa yang tampak begitu berharga di dunia sebenarnya tidak memiliki arti di akhirat tanpa ketakwaan. Harta dan kedudukan hanyalah sementara, sedangkan takwa adalah investasi yang abadi. Kita diajak untuk merenungkan makna sejati dari kemuliaan, bahwa hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha menjadi pribadi yang bertaqwa, kita dapat mencapai kemuliaan sejati yang Allah ridai. Takwa dalam pengertian melaksanakan perintah Allah Ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dalam dunia yang sering kali terlalu fokus pada materi, kisah Hatim al-Asham mengingatkan kita akan pentingnya menata prioritas hidup. Jika kita mengutamakan takwa dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan, maka itulah langkah pertama menuju kemuliaan yang sejati. Semoga kisah inspiratif Hatim al-Asham ini memberi kita motivasi untuk menjalani kehidupan dengan tekad yang kuat dalam meraih takwa dan memperoleh kemuliaan di sisi Allah. Allahu a’lam