Sembunyikan Kebaikanmu! |
Merahasiakan kebaikan sebagaimana kita menyembunyikan kesalahan adalah sebuah prinsip yang telah diajarkan oleh Salamah bin Dinar al-Makhzumi rahimahullah. Ungkapan ini menegaskan pentingnya tidak memamerkan amal baik kita kepada orang lain.
Salamah bin Dinar al-Makhzumi rahimahullah mengatakan,
“Sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan kejelekanmu. Dan janganlah engkau merasa bangga dengan amalanmu, karena engkau tidak tahu apakah engkau akan celaka ataupun bahagia.” Syu’abul Iman 6500
Seringkali, kita cenderung ingin dipuji atau diakui atas kebaikan yang telah kita lakukan. Namun, dalam Islam, kebaikan seharusnya dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia.
Karena itu adalah riya’ yang hukumnya haram dan bahkan termasuk syirik kecil. Bahkan, menyembunyikan kebaikan kita dari pandangan orang lain merupakan tanda keikhlasan dalam beribadah. Salah satu alasan di balik petuah ini adalah untuk menjaga keikhlasan niat kita.
Ketika kita terlalu sering memamerkan kebaikan, ada risiko kita akan tergoda untuk melakukan kebaikan hanya demi mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan karena ketulusan dan keikhlasan hati untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain itu, dengan menyembunyikan kebaikan, kita juga dapat menghindari rasa bangga dan kesombongan yang dapat merusak hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sesama. Merasa bangga dengan amal baik yang telah kita lakukan dapat membuat kita lupa bahwa segala kebaikan yang kita miliki hanyalah karena seizin dari Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
Tidak menunjukkan kebaikan kepada orang lain juga dapat menjadi bentuk perlindungan bagi diri kita sendiri. Dengan tidak memamerkan kebaikan, kita dapat menghindari kedengkian atau keinginan buruk dari orang lain yang mungkin merasa hasad atau cemburu dengan kebaikan yang kita miliki.
Maka sembunyikanlah kebaikan kita sebagaimana kita menyembunyikan kesalahan kita. Dan ingatlah, niatkan setiap amal kita semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan untuk mencari pujian atau pengakuan dari manusia. Allahu a’lam.